|
|
Keluarga Demokratis
|
Syamsuddin Simmau |
Giddens (2000: 102-111) menegaskan bahwa
keluarga tidak mungkin lagi kembali pada pola keluarga tradisonal karena
keluarga juga mengalami perubahan-perubahan. Kondisi kekinian menunjukkan bahwa
ada ketidakberesan dalam perkawinan, keluarga dan pengasuhan anak. Karena itu
dibutuhkan kondisi keluarga yang ideal. Bagi Giddens, hanya ada satu kisah
keluarga yang pantas untuk zaman sekarang ini, yaitu keluarga demokratis.
Keluarga harus terdemokratisasi melalui
proses-proses seperti yang berlangsung dalam demokrasi publik. Pendemokrasian
seperti itu menunjukkan bagaimana keluarga mengkombinasikan pilihan individu
dan solidaritas sosial. Kriterianya amat mirip. Demokrasi dalam ruang publik
melibatkan kesamaan formal, hak-hak individual, diskusi publik dengan berbagai
isu tanpa kekerasan, dan otoritas bukan dilahirkan dari tradisi. Keluarga
demokratis juga memiliki ciri-ciri tersebut.
Karena itu, demokrasi dalam keluarga
mengimplikasikan kesetaraan, saling menghormati, otonomi, pengambilan keputusan
melalui komunikasi dan kekebasan dari kekerasan.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sekolah Warga <Antang>
|
Sumber:http://yaptau.blogspot.com |
|
Sumber:http://www.mahesa.or.id/ |
|